30 November 2008

BESAR SANGATKAH NAMA ASHRAF SINCLAIR & BUNGA CITRA LESTARI!!!

HARI ini 30hb November, 2008. Tadi jam 2 ptg, rancangan NONA menyiarkan sejam penuh rakaman perkahwinan Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari. Macam 'projek kerjasama Malaysia - Indonesia'. Hehehee.....

Saya tanya anak saya, siapa Ashraf Sinclair? Anak sulung saya jawab: Pelakon Gol & Gincu. "Satu tu je dia berlakon?" tanya saya. "Dia juga jadi presenter program realiti TV yang pernah disiarkan di 8TV dulu," tambah isteri saya pula. "Tu je?" saya masih mencari-cari nama besar Ashraf Sinclair! "Kalau setakat sebuah dua drama dan jadi pengacara pun sekali dua, apalah sangat....., sampai TV3 jadi kemaruk siar rakaman perkahwinan mereka sampai 1 jam!" gerutu saya tak puas hati.

Saya pun tercari-cari nama Bunga Citra Lestari. Sejak tahun 1994, saya dok berulang alik ke Jakarta/Bandung sehingga sekarang, saya tidaklah nampak sangat gahnya nama Bunga Citra Lestari. Dia berlakon pun setakat dua tiga sinetron saja. Sebagai penyanyipun, setakat ini hanya ada 4 buah album sahaja. Tak ada pula lagu yang betul-betul 'segah' liputan perkahwinan dia.

Sebagai pelakon, Bunga Citra Lestari, anak kelahiran Acheh ini tidaklah segah nama Ineke, Tamara atau 'Soleha'. Sebagai penyanyi, jauh sekali kalau nak dibandingkan dengan Kris Dayanti atau Rossa. Jadi saya terfikir, kenapa liputan perkahwinan mereka sedemikian 'gahnya'. Kalau dulu, sewaktu Datuk Siti Nurhaliza kahwin, gahnya sehingga ada liputan siaran langsung, tak apalah juga. Sebab nama Datuk Siti Nurhaliza bukan calang-calang nama. Orang Indonesia pun kenal siapa Datuk Siti Nurhaliza. Malah Pak Kiyai di Indonesiapun minat kat Datuk Siti Nurhaliza. Teman saya, padahal wartawan juga - Pak Koesna Suradjat dari Bandung bertanya kepada saya: siapa Ashraf Sinclair? Saya garu kepala juga nak jawab soalan dia.
Dulu di tahun 80an, sewaktu saya jadi wartawan hiburan, seingat-ingat saya, tidak ada wartawan hiburan yang kemaruk cover perkahwinan semacam ini! Paling tidak, gambar perkahwinan mereka jadi cover majalah. Itu sudah jadi trade mark Media Hiburan dan URTV. Tak akan ada covering sampai sejam macam yang TV3 buat. Public figure sangatkah Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari sehingga TV3 sanggup cover segah itu. Atau sekadar nak cover balik di atas 'keterjahan terjah' melodi yang mengada-ngada buat 'panas' tak tentu hala. Heheheee....
Saya terkejut sakan melihat kemeriahan perkahwinan mereka. Ada tin-tin 'minuman kaleng' diikat di belakang kereta.........sama seperti orang Nasrani dan Yahudi kahwin!!! Masya-Allah, saya berdetik dalam hati - mereka ni Islam ke Nasrani atau Yahudi? Kalau Islam, takkan mereka buat macam 'tu. Bukankah Rasulullah SAW berpesan: Jika kita mengikuti budaya kafir, maka kafirlah kita! Hadisnya berbunyi begini: "Barangsiapa menyerupai sesuatu kaum, maka dia itu termasuk golongan mereka." (Riwayat Abu Dawud)

Ibnu Taimiyah menegaskan, bahwa berbeda dengan orang kafir adalah suatu hal yang oleh syara' ditekankan. Dan menyerupai orang kafir dalam lahiriahnya dapat menimbulkan perasaan kasih dalam hatinya, sebagaimana perasaan kasih dalam batin dapat menimbulkan perasaan dalam lahir. Ini sudah dibuktikan sendiri oleh suatu kenyataan dan diperoleh berdasarkan suatu percobaan.

Selanjutnya ia berkata: Al-Quran, Hadis dan Ijma' sudah menegaskan terhadap perintah supaya berbeda dengan orang kafir dan dilarang menyerupai mereka secara keseluruhannya. Apa saja yang kiranya menimbulkan kerusakan walaupun agak tersembunyi, maka sudah dapat dikaitkan dengan suatu hukum dan dapat dinyatakan haram. Maka dalam hal menyerupai orang kafir pada lahiriahnya sudah merupakan sebab untuk menyerupai akhlak dan perbuatannya yang tercela, bahkan akan bisa berpengaruh pada kepercayaan. Pengaruhnya ini memang tidak dapat dikonkritkan, dan kejelekan yang ditimbulkan akibat dari sikap menyerupai itu sendiri kadang-kadang tidak begitu jelas, bahkan kadang-kadang sukar dibuktikan. Tetapi setiap hal yang menjadi sebab timbulnya suatu kerosakan, syara' menganggapnya suatu hal yang haram.
Maka di sini ingin lah saya menyeru orang tua......jagalah Islam dengan sekuat-kuatnya. Jangan biarkan anak-anak kita hanyut dengan kehidupan dunia yang penuh dengan kepura-puraan. Kalau kita tak jaga anak-anak kita, siapa lagi yang akan jaga mereka. Sebab itulah pentingnya kita mendidik anak dengan Islam sesungguhnya! Wallahu'alam.........

17 November 2008

ARTIS DANGDUT DIFOTO 'BOGEL'

Siang hari minggu tadi, saya jalan-jalan di sekitar Chow Kit. Tiba-tiba saya dikejutkan: "Eh Pak Ruslan.....apa khabar?" Saya jadi kaget. Seketika saya terpinga-pinga juga. Dalam hati, mana pulak aku jumpa si mamat ni? Nak kata muka Bandung, tak juga. Walaupun sudah hampir 6 bulan saya tak ke Bandung, saya tercari-cari juga dalam kamus ingatan saya......wajah ini bukan wajah antara teman saya di Bandung!
"Maaf banget Pak! Saya lupa lagi," tutur saya sejujurnya dengan sedikit loghat Indon. "Lupa yah......" sambungnya lagi. "Maaf, udah tua," saya bergurau. Memang kenyataannya saya sudah tua. Banyak kenangan yang dulu tersimpan dalam ingatan, sudah mulai menggelongsor hilang!
"Ingat waktu konser Oma Irama di stadion Merdeka dulu?" tuturnya dengan loghat Indon. Waduhhhhhhhhhhhhh.....konsert Oma Irama! Itu zaman bila? Waktu itu saya masih lagi wartawan. Belum lagi joint Warner Music. GAWATTTTTTTTTTTTTTT. Memang saya sudah lupa wajah dia.
Kami bersembang lama di sebuah kedai mamak di sekitar Chow Kit, dekat dengan Hotel City Villa. Kebetulan dia menginap di hotel tersebut. Cerita punya cerita, korek punya korek, terbongkarlah satu 'hal yang tidak diingini'. Saya jadi bertambah kaget kerana ia melibatkan artis atau penyanyi dangdut yang pernah saya terbitkan albumnya.
"Kamu ingat tak waktu konser Oma Irama dulu, ada seorang penyanyi yang baru mau naik minta difoto. Sekarang dia udah jadi penyanyi tenar gara-gara kamu yang bikin album dia. Meledak. Gak nyangka yah!" teman wartawan dari Jakarta mula bercerita kisah lama. "Waktu di kamar hotel, saya berdua aje sama dia. Foto punya foto, lama kelamaan.....dia dengan rela hati, mau difoto bogel sama saya. Sampai sekarang, foto bogelnya masih saya simpan!"
Saya jadi tak sedap hati mendengar ceritanya. Apa tidaknya, artis tersebut saya kenal dan selama inipun dia 'meledak' hasil kerja saya. Tak sangka pula dulu dia sanggup buat kerja-kerja tak senonoh begitu! "Biarkanlah.........itukan sejarah dia dulu. Sekarang dia sudah kaya dan hidup senang dengan kerjayanya sebagai penyanyi dangdut. Tak baik kita buka sejarah hitam dia dulu. Harap-harap dia berubah dan 'bertaubat'. Apatah lagi, sekarang ni dia sudah berumahtangga!" kata saya kepada teman wartawan tadi.
"Bukannya apa. Saya dengar, dia sekarang lagi tenar (popular) dan sombong!. Masa sih, orang tenar segitu aje, sudah cepat lupa diri" gerutu teman tadi. "Kalau artis Indonesia, udah lama saya bongkar! Biar dia gak lupa diri........." Nadanya mulai tinggi.
"Tenang aje Pak. Orang lupa diri, gak bakalan ke mana-mana!" ujar saya dengan loghat Indon. "Itu cerita lama..........kita tutup buku sampai di sini aje."
"OKlah," katanya mengalah. Kami berbual-bual panjang tentang pekembangan hiburan semasa. Macam-macam, termasuk kebanjiran lagu-lagu Indonesia di Malaysia. "Kalau nanti Pak Ruslan ke Jakarta, jangan lupa call saya yah. Nanti saya jemput di bandara. Nginap aje di rumah saya, jangan di hotel. Nanti, bisa lihat foto syuuuuuuurrr artis tadi!"
Ya ampuuuuuuuunnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!

08 November 2008

8 & 9 NOVEMBER: PERTEMUAN BAND INDIE DI CIREBON

HARI ini 8/11/2008: berlangsungnya pertemuan band Indie di kota Cirebon. Saya sepatutnya ikut serta dalam pertemuan ini tetapi.....dana yang sepatutnya saya terima sejak minggu lalu, masih belum juga diterima. Padahal saya sudah berencana lama untuk bertemu anak-anak band indie yang hebat-hebat ini. Daripada lebih 500 grup band yang menyertai 16HOLE.COM, terdapat kurang lebih 30 band yang benar-benar mantap dan boleh maju ke depan dengan jayanya.
Antara mereka yang saya maksudkan ialah PAPRIKA, (dari Semarang) FREE NOISE (dari Cirebon), TROYA (dari Pekan Baru), D'ALFA (dari Makassar), NAVICULA (dari Bali), KLAAD BAND (dari Jogjakarta), IMAGI (dari Bandung), SOULMATE (dari Garut), MR X (dari Jakarta), RANI SH (dari Sukabumi), IWA (dari Jakarta), Morris (dari Jakarta), LAST STATION (dari Lombok), JULIAN APRIL (dari Jakarta) dan ramai lagi. Seharian mereka akan perform. Masing-masing akan menunjukkan kehebatan masing-masing di atas pentas.
Dan esoknya pula akan berlangsung pelancaran secara rasmi 16HOLE.COM, website yang dipolopor oleh sdr Igoy dan teman-temannya dari kota Cirebon. Website dari NING.COM ini yang pada mulanya kecil-kecil cili padi, kini telah mempunyai lebih 1,600 ahli dan setiap hari dilayari oleh anak-anak band yang berusaha mencari peluang mengketengahkan muzik mereka.
Kepada Mas Igoy dan rakan-rakan........semoga suksess acaranya. Semoga nanti, kita berkesempatan jua bertemu walaupun tanpa acara 16HOLE.

06 November 2008

PENERBIT DRAMA 'CURI' LAGU

Saya sempat juga meluangkan masa menonton drama Tain 3T ini minggu lalu. Saya terkejut besar apabila mendengar lagu saya dijadikan lagu latar ketika adegan di sebuah kelab dangdut. Cinta 100% nyanyian Mas Idayu. Keesokan harinya saya menghubungi pengarah/penerbitnya iaitu sdr. Jinggo bertanyakan dari mana dia dapat kebenaran menggunakan lagu tersebut. Sdr Jinggo juga terkejut kerana sangkanya, segala urusan yang diserahkan kepada production managernya, disangka telah diuruskan 'dengan baik'. Tak lama kemudian Production Managernya telah menghubungi saya.
Dari perbualan saya dengan Production Manager itu, saya dapati dia telah 'mencuri' lagu tersebut tanpa adanya izin daripada pihak berwajib. Katanya dia telah 'mendapat keizinan' daripada penyanyi lagu tersebut iaitu Mas Idayu! Nampaknya Production Manager ini tidak tahu buat kerja! Tak tahu undang-undang hakcipta lagu.
Saya bagitahu dia, sesebuah lagu melibatkan 2 pihak. Pihak pertama ialah 'sound recording' iaitu tuanpunya master recording tersebut dan pihak kedua ialah publishing house yang menguruskan hakcipta lagu tersebut. Dalam drama Tain T3, penerbit drama tersebut telah 'mencuri' hak 2 pihak iaitu tuan punya master recording lagu tersebut dan juga 'mencuri' publishing house.
Saya perhatikan banyak drama-drama yang disiarkan di TV baik di RTM, TV3 atau juga di Astro, soal 'mencuri' lagu orang biasanya 'terlepas pandang' dan tidak dipertitik-beratkan. Saya inginlah mencadangkan kepada semua penyiar TV iaitu RTM, Media Prima dan juga Astro supaya mendapatkan surat kebenaran siaran lagu dikepilkan bersama oleh penerbit drama semasa menghantar drama tersebut untuk disiarkan. Maksud saya, sekiranya sesebuah drama menggunakan lagu 'Mahligai Syahdu' (sekadar contoh) nyanyian sdr Hattan. Maka stesyen TV hendaklah meminta penerbit drama menyertakan bersama surat izin daripada Ruslan Mamat Productions Sdn Bhd selaku tuan punya sound recording lagu tersebut dan surat izin daripada publishing house lagu tersebut iaitu Warner Chappell. Dengan adanya kedua-dua surat izin tersebut, barulah drama tersebut diluluskan untuk siaran. Selagi surat izin tersebut tidak diperolehi, maka drama tersebut jangan disiarkan!
Berbalik kepada drama Tain T3, lagu 'Cinta 100%' telah disiarkan tanpa kebenaran 2 pihak. Ini bermakna kedua-dua pihak berhak mengambil jalan menyaman JS Pictures. Bukankah ini kes naiya tak tentu pasal gara-gara kebodohan Production Manager tadi. Makanya, sesebuah produksi drama hendaklah mengambil tenaga kerja yang betul-betul tahu dan berilmu dalam segala urusan. Sekiranya kena saman, siapa yang kena saman? Taukeh yang kena saman, bukannya Production Manager!

02 November 2008

INDIE BAND DARI INDO

Selain album Ratu Panggung yang saya siapkan 2 tahun yang lalu, di tangan saya ada beberapa group band INDIE daripada Indonesia. Mereka terdiri daripada PAPRIKA (dari Semarang), RANI SWEET HURRICANE (dari Jakarta), SILVER (dari Banyuwangi), D' ALFA (dari Makassar), IMAGI (dari Bandung), SOULMATE (dari Garut) dan banyak lagi. Saya jadi hairan, kenapa record company di Indonesia tidak berminat untuk 'kontrak' mereka. Padahal, mereka semua bagus-bagus.

Saya suka dengar suara manja ala country si RANI SWEET HURRICANE (dari Sukabumi/Jakarta). Dia sering nyanyi sepanggung dengan Tantowi yahya (penyanyi country Indonesia). Lagipun, dia sanggup keluarkan modal buat rakaman di studio Blackboard, Jakarta. Bukan kecil anak punya studio tu! Tapi tak apa....RANI anak orang kaya. Heheeeee.....

Saya paling suka material group PAPRIKA yang ala-ala COKELAT. Vokal AGRI (masih student) benar-benar bagus. Lagu-lagunya enak didengar. "Sayangi Aku Cintai Aku" yang kemudian saya ubah judul lagunya kepada "Aku Bisa Lebih Dari Dia" boleh jadi hit. Begitu juga dengan group D'Alfa dai Makassar dengan lagu "PERGI". IWA dengan lagu "Bidadari Jangan Pergi", Silver dengan lagu "Tentang Dirinya", SHASUKE dengan lagu "Begitu Menyintaimu" dan banyak lagilah.

Saya berhajat nak buat konsert mereka suatu hari nanti di Kuala Lumpur. Target saya bukan untuk 'orang Malaysia' tetapi untuk warga Indonesia yang hauskan muzik Indonesia. Apapun, orang Indonesia tetap support orang mereka sendiri. Semangat patriotik mereka tetap tebal walau di mana sekalipun mereka berada!

RATU PANGGUNG - ALBUM DANGDUT TERAKHIR DARI SAYA

ALBUM Ratu Panggung - sudah 2 tahun yang lalu saya siapkan. Saya keluarkan modal sendiri bersama teman, AZWAN. Habis 25K jugalah. Album ini merupakan album group yang terdiri daripada Haiza, Ani Mayuni, Dayang (Penyanyi baru dari Kuala Lumpur) dan Nora Sa'ini (juga penyanyi baru dari Benut, Johor). Masing-masing nyanyi 2 lagu dan 2 lagu lagu mereka nyanyi secara group.

Ada 2 lagu lama saya rakamkan kembali. 'Ayam Den Lapeh' (yang pernah dinyanyikan oleh Elly Kassim) dan 'Wahai Kau Burung Dalam Sangkar' (yang pernah dipopularkan oleh Allahyarham Abdullah Chik). Lagu berjudul Ratu Panggung saya cipta khas untuk album ini. Melodinya sedap didengar dengan sentuhan muzik moden dangdut dari sdr Ronny Load, teman akrab saya di Bandung. Lagu ciptaan Yusri Yusoff "Samba Lagu Cinta" dan lirik oleh sdr Azam Dungun juga sedap didengar. Lagu tersebut dinyanyikan oleh penyanyi baru, Dayang (kakak Tomok New Boys).

Haiza pula menyanyikan lagu "Wahai Kau Burung Dlm Sangkar" dan sebuah lagu baru "Bahasa Cinta". Ani Mayuni pula menyanyikan lagu 'Bukan Aku Tak Sayang" (agak pure dangdut sikit) dan lagu 'Yale' (sedap juga lagu ni.....lagu ciptaan Deddi Kochan). Manakala seorang lagi penyanyi baru Nora Sa'ini (bekas student UTM....baru habis belajar) menyanyikan lagu "Lama-lama-lama" dan "Lampu Asmara".

Dah 2 tahun saya simpan album ini. Tak ada record company berminat. Tak perlah. Akhirnya saya jumpa sebuah company ringtone. Mereka berminat. Saya tolak harga modal rakaman je 25K. Saya beritahu mereka, kalau boleh jual, jangan lupa bonus untuk saya! Heheheeee...........


AMELINA - ALBUM BARU???


Sepanjang bulan syawal (terutama setiap sabtu dan minggu), tak henti-henti saya ke undangan open house. Jumpa kawan-kawan lama. Macam-macam cerita. Jumpa orang yang kita tidak kenal pun, jadi kenal. "Oh ini rupanya Encik Ruslan Mamat, penerbit dangdut 'tu ya." Saya jadi malu juga bila dicop 'penerbit dangdut' walaupun saya dah bersara daripada menerbitkan album dangdut!
Tapi.....apa nak dikata. Selagi dunia ini belum kiamat, saya akan tetap dicop sebagai penerbit dangdut!

"Mana pergi Amelina?" Ada juga soalan tentang Amelina diajukan kepada saya. Saya jawab, "Tak tahulah. Dia dah kahwin dan beranak pinak. " "Eh, kalau dia buat come back, tentu masih laku lagi tu," terjah orang yang mengajukan soalan tadi. "Boleh ke? Badan diapun tentu dah boroi. Dengar cerita dia dah 'berjilbab'. Apatah lagi, situasi sekarang, penjualan album tak macam dulu lagi dah. Bukan setakat Siti Nurhaliza, raja SMS si Mawi pun belum tentu boleh jual lagi. " celah saya.

Saya jadi teringat tentang rakaman album terbaru (sepatutnyalah) Amelina yang saya buat pada tahun 2001. Semua lagu sudah saya siapkan muziknya. Terakhir saya jumpa dia waktu dia datang ke Nada studio di Kelana Jaya ambil CD lagu baru untuk latihan sebelum vokal. Sampai ke sudah, dia tak buat vokal. Sakan Warner Music mengamuk gara-gara Amelina tidak mahu siapkan rakaman tersebut. Apa taknya, hutang dia di Warner Music masih banyak. Terakhir dia ambil "advances" 200 ribu. Sampai sekarang "hutang tertunggak" dengan Warner Music. Sebab itulah Warner Music terpaksa keluarkan album kompilasi dia tiap-tiap tahun supaya boleh cover advances yang dia ambil.

28 Oktober 2008

POLITIK WANG - KOMEN DATUK SERI RAIS YATIM DAN TUN MAHATHIR

Kata Datuk Seri Rais Yatim dalam satu temuramah sebuah akhbar tentang isu politik wang:

kita akan menghasilkan produk yang rasuah dalam parti. Jika rasuah berlaku dalam parti, ia juga akan wujud dalam kerajaan. Oleh itu, mesti kita menggunakan sepenuh tenaga untuk membanteras rasuah supaya parti bersih. Apabila parti bersih, kerajaan yang dipimpin juga bersih.

Kita tidak mahu dalam parti dibiarkan rasuah, tetapi dalam kerajaan dibanteras. Anggapan itu tidak tepat. Kedua-dua parti dan kerajaan mesti bersih. Oleh itu saya meminta BPR dengan bentuk baru atau yang ada kini menjalankan kerja. BPR sudah melakukan di Seremban dan ini perlu diteruskan.

Pemimpin yang naik secara rasuah akan melaksanakan rasuah apabila menjadi pemimpin kerajaan kerana sudah biasa. Seperti kata pepatah, 'apabila anjing makan tahi, kemudian walaupun tak makan, hidu pun jadi'. - Begitulah secara terus terangnya dan lantangnya Datuk Seri Rais Yatim bersuara.


Dan ini pula pandangan Tun Mahathir berhubung isu politik wang: Saya mendapat banyak laporan berkenaan dengan politik wang dalam UMNO. Demikianlah keadaan sehingga Dato Seri Dr Rais Yatim mencadang secara sinis supaya jawatan-jawatan Majlis Tertinggi ditender. Dato Seri Shahidan Kassim amat marah dan akan tender sebanyak RM1 untuk Rais. Bila makan cili rasa pedas. Saya diberi tahu wang banyak digunakan. Dahulu cuma ketua pemuda bahagian sahaja dapat. Ini menyebabkan pemegang jawatan lain dalam pergerakan enggan bekerjasama. Sekarang semua mendapat sogokan dan hasilnya amat memuaskan bagi penyogok. Ketua-ketua Bahagian dan ahli jawatankuasa juga dijemput ke Kuala Lumpur untuk berjumpa orang tertentu. Mereka di arah supaya mencalonkan orang-orang tertentu untuk Timbalan Presiden, Naib Presiden dan ahli Majlis Tertinggi. Juga pencalonan Ketua Pemuda. Berkesan atau tidak akan kita lihat daripada pencalonan yang dibuat.

Maka marilah kita merenung nasib orang Melayu akan datang di tangan UMNO jika politik wang ini tidak dihapuskan. Sesungguhnya ia memang sukar untuk dihapuskan selagi ia bernama UMNO kerana sekian lama ia sudah 'menjadi urat nadi' UMNO sendiri.



27 Oktober 2008

POLITIK: UMNO OH UMNO

Sekarang pemilihan UMNO di peingkat bahagian. Macam-macam hal berlaku. Berapa banyak duit habis hanya nak berebut jawatan dalam UMNO. Ada yang habis berjuta-juta, hanya sekadar nak jadi Ketua Bahagian, Naib Ketua, Ketua Pemuda, Ketua Wanita dan macam-macam lagilah. Itu baru di peringkat bahagian. Apalagi di peringkat tertinggi. Kes Tan Sri Samad Isa, membuktikan bahawa memang UMNO main jolok duit. Bersalaman penuh makna dalam tandas PWTC.

Sebab itu bila ada teman ajak saya join UMNO, saya kata, saya tak ada duit. Payahlah nak ke depan! Saya kata, kalau saya join PAS, pasti saya dengan mudah akan dilantik jadi Ketua. Teman saya tanya, macam mana? Saya jawab, sebab janggut saya panjang. PAS pilih ketua berdasarkan janggut siapa panjang! Heheheeee..........................Teman saya ketawa. Akan tetapi sehingga kini, saya tidak pernah menyimpan hasrat untuk join mana-mana parti politik!

Dalam pemilihan UMNO bahagian (malah ada juga pemilihan UMNO cawangan), tidak hairanlah kalau berlaku pergaduhan, baling membaling kerusi atau bermasam muka antara satu sama lain. Itu lumrahnya UMNO. Tidak dinafikan lagi. Cantas sana cantas sini, itulah politik dalam UMNO. Dan yan paling seronoknya, ada 'tukang bisik'. Besar peranan 'tukang bisik' ni. Masing-masing yang nak bertanding, pasang 'tukang bisik'. 'Tukang bisik' ini yang kenyang. Kiri kanan sapu bersih. Heheeee..........

Yang seronoknya bila ada orang-orang tertentu menawarkan diri nak jadi calon Timbalan Presiden, Naib Presiden dan Ahli Majlis Tertinggi. Konon-kononnya, mereka mahu menawarkan diri semata-mata untuk kepentingan parti. Bunyinya macam itulah.............Saya sokong seratus persen kalau ada tokoh yang benar-benar mahu berjuang untuk kepentingan parti. Apatah lagi demi menyatukan maruah orang-orang Melayu yang sedang 'sakit tenat' dalam UMNO.

Tetapi setahu saya, orang nakkan jawatan dalam UMNO hanya semata-mata nakkan juga jawatan dalam kerajaan. Tak ada orang nak buat kerja 'percuma' bang ooooiiiiii........Di zaman sekarang ni, ramai orang mengaku mahu memikul amanah. Sedangkan Rasulullah SAW bersabda di penghujung zaman ini, susah nak cari orang yang boleh memegang amanah. Anda bolehlah semak dan cari sendiri hadis tersebut yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi. Hadis ini panjang.

KE MANA TEMAN LAMA DI WATAN DULU?

Suatu ketika dulu sewaktu di Kumpulan Karangkraf, saya pernah ditugaskan menjadi wartawan WATAN. Masa 'tu pengarang WATAN ialah Mohd Khairuni. Antara teman-teman wartawan ialah sdr Misrom Matlahem dan adiknya Kamal Ahmad (kedua-duanya merupakan adik kepada Datuk Ruhanie Ahmad, blogger Kuda Kepang), Bidin Baseri, Nazeri, Lokman Abdullah (yang kini masih jadi wartawan politik di Agenda Daily), Mohd Khushairi (sekarang bertitle Datuk dan merupakan wakil rakyat DUN Slim River), Zabidi Saidi, Herman Nor Ayub (orang Sabah), Samad Rahman, Maryam Ibrahim (Datin), Shamsuri Roslan, Shamsury Mamat, Azlan Ghani dan juga Rodley Nayan (Sukan). Nama-nama lain, lupa pulak! Al maklumlah dah lama...............Masa 'tu, sdr Kamal Amir bertindak sebagai Ketua Pengarang di Kumpulan Karangkraf.

Paling kelakarnya nama kami bertiga Ruslan Mamat, Shamsury Mamat dan Shamsuri Ruslan. Saya dan Shamsury Mamat disangkanya adik beradik. Kebetulan kami, sama-sama Kelantan! Shamsuri Ruslan (orang kuat DSAI) pendiam orangnya. Ramai orang keliru nama kami bertiga. Macam sengaja dibuat-buat pulak!

Watan ketika itu betul-betul bebas. Tidak terikat oleh mana-mana parti. Oleh kerana saya orang Kelantan, saya lebih banyak diarahkan membuat liputan PAS. Dulu (sampai sekarangpun!) orang-orang PAS tak suka liputan daripada TV3. Sebab kata mereka, TV3 memutarbelitkan fakta mereka. Sama juga dengan akhbar harian lain seperti Utusan dan Berita Harian. Pengikut-pengikut PAS yang fanatik, akan menghalang mereka daripada membuat liputan. Tapi saya, bila sebut je nama Watan.....boleh lepas tu! Masa tu, saya rapatlah dengan tokoh-tokoh PAS termasuklah Hj Nakhaei (waktu 'tu dia orang kuat PAS), Hj Shukri, Ust Fadhil Nor, dan ramai lagilah - sehingga saya pun disangka orang ahli PAS. Heheheee......

Tetapi kadang-kadang, kalau tak cukup kakitangan, boss suruh saya cover juga pemilihan UMNO, terutamanya pemilihan di peringkat bahagian. Saya teringat lagi beberapa nama yang waktu itu merangkak-rangkak baru nak naik jadi Ketua UMNO Bahagian. Mereka termasuklah sdr Azman Attar dan Datuk Zakaria Md Derus (Allahyarham). Masih terngiang-ngiang lagi cakap-cakap mereka minta saya tolong 'naikkan' mereka, buatkan publisiti dan macam-macam lagilah. Saya tolong apa yang patut. Tapi bila dah menang.....mereka lupakan kita! Itu biasalah. Heheheee................

Sejak zaman saya jadi wartawan Watan lagi, soal politik wang sudah berakar! Siapa banyak duit, dia boleh menang. Betullah kata Datuk Seri Rais Yatim - jawatan dalam UMNO, sebaiknya ditender sahaja. Nak jadi ketua UMNO kenalah keluar banyak duit. Bila dah menang, 'sebat' baliklah duit yang banyak habis tu.

Sejak saya berhenti dari Karangkraf, dan menyertai dunia hiburan, saya kehilangan teman-teman wartawan saya di Karangkraf dulu. Langsung tidak bersua muka. Shamsury Mamat, katanya ada di Pasir Putih, Kelantan. Shamsuri Ruslan, dengarnya jadi penerbit buku. Entah ya atau tidak! Sdr Zabidi masih menguruskan akhbar Watan (versi sekarang). Mohd Khairuni dah jadi penerbit akhbar Mingguan Perdana dan juga mempunyai syarikat Travel and Tour. Bawa orang pergi ke Mekah. Sdr Kamal Ahmad masih dengan dunia wartawannya. Sekarang bertugas di NST. Abangnya, Misrom Matleham, kali terakhir bertemu, katanya kerja di pejabat UMNO di PWTC. Itupun kali terakhir saya ketemu dia sudah hampir 10 tahun yang lalu.

Sdr Kamal Amir masih aktif menulis buku politik. Saya selalu berjumpa dengannya. Datin Siti Maryam Ibrahim jadi penerbit majalah Perempuan. Datuk Mohd Khushairi jadi orang politik. Pilihanraya yang lalu, nasib baik dia menang. Kalau tidak, Pakatan Rakyat dah sapu. Bidin Baseri, katanya masih aktif bekerja dengan Mohd Khairuni. Ada juga saya mendengar khabar, beberapa teman ini, ada yang sudah meninggal dunia! Al-Fatihah.

Saya benar-benar 'merindui' mereka.....................


RADIO OH RADIO

Sesekali saya jadi terkenang-kenang teman-teman lama di radio. Noramin, Ainol Jamal, Zainal Din Zainal, Toharuddin, Manan Selamat, Allahyarham Pak Din (DJ Alor Setar), Ebeng (DJ Kelantan), Mail Ibrahim (DJ Johor), Fauzi Ramli (DJ Perak), Kak Gai (DJ Penang) dan ramai lagilah (maaf......kalau terlupa nak sebut nama anda). Saya berkawan dengan mereka bukan masa saya bertugas di syarikat rekod, tetapi sejak saya jadi wartawan lagi. Masa 'tu saya dengan Allahyarham Man Toba selalu bersama bertemu mereka.

Waktu itu, saya mengendalikan ruangan khusus di Media Hiburan. Kalau tak salah nama ruangan tersebut ialah 'Dari Angkasapuri'. Masa 'tu mana ada lagi radio swasta. TV3 pun baru je nak hidup. Jadi selalulah saya turun naik Angkasapuri. Segala program TV dan Radio di Media Hiburan, sayalah yang empunya kerja. Pendek kata, hubungan saya dengan semua penerbit TV dan radio berlangsung dengan cukup baik.

Saya berkesempatan berkenalan pula dengan DJ-DJ di Radio Pulau Pinang ketika saya belajar di Universiti Sains Malaysia yang terletak di Pulau Pinang. Dari situ saya mengenali Kak Gai, Alias Md Khir, Fauzi Ramli, Abg Nordin dan ramai lagi. Sekali sekala mereka jemput saya berceramah untuk program sastera. Sebelum saya sambung studi di USM, saya diberi peluang mengelolakan ruangan sastera di Bacaria dan Media Hiburan.

Tamat belajar tahun 1988, saya sambung bekerja di Kumpulan Karangkraf. Jawatan saya terakhir ialah Editor majalah Fokus SPM dan majalah Fokus STPM. Tak lama selepas itu, saya berhenti dari Kumpulan Karangkraf. Saya letak jawatan kerana protes! Jawatan yang saya sandang ialah editor tetapi sekim gaji yang saya terima ialah sekim gaji penolong editor. Masa 'tu gaji yang saya terima hanyalah RM750.00 sebulan. Apalagi, masa 'tu saya buat 2 majalah sekaligus. Fokus SPM dan Fokus STPM.

Dua tiga hari selepas saya meletak jawatan, saya telefon sdr Roslan Tajuddin (teman lama yang dulunya wartawan juga, tetapi berpindah angin ke syarikat rekod). Dia rekomen saya kerja di Solid Gold Sdn Bhd. Oleh kerana pengalaman saya sebagai wartawan, saya diterima kerja sebagai Promotions Executive dengan gaji RM1,500.00 (dua kali ganda dari gaji terakhir dulu......).

Masa 'tu ofis kat Plaza Pengkalan di Jalan Ipoh. Boss, Encik Raihan Teh- abang kepada Encik Kamal Teh (taukeh Zaiton Industri). Saya bekerja di bawah mendiang Mike Burney (Pengurus A & R). Sayangnya, artis-artis yang diambil oleh mendiang Mike Burney, semuanya sudah 'retired'. Heheheeee.......Masa 'tu orang tengah gila rock. Antara artis-artis yang dia ambil ialah Aman Shah, Razak Ahmad, Noor Kumalasari, kumpulan RAHSIA, dan VIKING.

Masa 'tu nak buat prmosi di radio, senang je. Dulu tak main CD, semua radio kena pakai piring hitam (LP). Setiap kali ada album baru keluar, saya hantar piring hitam 'tu ke seluruh radio stesen di seluruh Semenanjung. Dulu mana ada radio swasta. Jadi semua DJ tak banyak songeh. Tak macam sekarang, DJ radio swasta glamournya mengalahkan artis! Mak datuuuk!

Nama Noramin, Ainol Jamal, Zainal Din Zainal, Pak Din, Ebang, Mail Ibrahim, Noraini Ibnu, Chuari Selamat, Kak Gai (sekadar menyebut beberapa nama) - nama mereka besar giler 'tu. Tapi mereka tidaklah seglamour DJ radio swasta sekarang!




24 Oktober 2008

SAMAD LEFTHANDED 'BERSEMADILAH' ......

Hari ini tanggal 23hb Oktober, 2008 - lebih kurang jam 1.00 tengah hari - telah kembali ke rahmatullah seorang teman yang sukar dicari ganti. Samad Lefthanded - pemain gitar yang tidak asing lagi. Mari kita sedekahkan Al-Fatihah kepada Allahyarham. Allahyarham Samad Lefthanded yang saya kenal sejak saya masih wartawan hiburan di MEDIA HIBURAN, walaupun wajahnya 'ganas' tapi hatinya tak seganas wajahnya. Di mulutnya sentiasa terukir senyum tak putus-putus, walaupun 'dalam kepalanya' ada bermacam-macam masalah.

Allahyarham meninggal secara mengejut. Tak siapa sangka. Jam 12.00 tengah hari, Allahyarham dikatakan sempat telefon dan berbual-bual dengan Eddy Hamid, tahu-tahu sejam kemudian sudah meninggal. Terkedu sakan teman kita Eddy Hamid. Apalagi Awang BPR. Minggu lepas, dia sempat berhari raya ke rumah Allahyarham Samad, sempat bergurau senda. Malah kata Allahyarham, "minggu depan aku telefon kau. Ada projek." Tahu-tahu selepas Awang muncul dalam program Malaysia Hari Ini di TV3, jam 8.30 pagi bersama Nash dan Bagio, dia terima call yang mengatakan Samad meninggal. Macam tak percaya dibuatnya!

Kebetulan rumah saya dekat dengan rumah Awang, saya tumpang Awang menziarah jenazah yang masih berada di Hospital Ampang, Pandan Mewah. Sesampai di sana, saya lihat ada beberapa teman lain sudah kelihatan kelibatnya. Ada Datuk Aziz Sattar, Opie Bloodshed, Eddy Slam, Man Kidal, Big (ex Sony), Nash, Amir (soundman studio), Aub (bassist), Izan dan beberapa wajah yang tidak saya kenali. Tak lama kemudian muncul lagi teman-teman seperjuangan yang lain. Saleem, Hattan, Aris Ariwatan, Harun BPR, Nuar Botak, Eddy Hamid, Saari Amri, Bob Lokman, Awie Wings, Black Wings, Ly Baiduri, Cik gu Anuar Dahlan, Tom (drummer), Freddie Fernandez (Karyawan), Rosli Mohalim (Sweet Charity), Salman (Bassist), Stone (guitarist), Arab (Syed Azlan), Amran Omar, Beb, Shamsuddin Sidek dan ramai lagilah (maaf kerana tidak tulis nama anda di sini).

Bob Lokman, atas daya usahanya mengumpul dana daripada teman-teman buat meringankan beban keluarga Allahyarham Samad. Banyak juga collection yang Bob dapat kumpulkan. Malamnya, saya sempat SMS Datuk Seri Tony Fernandes (CEO Air Asia yang dulunya CEO Warner Music Malaysia) memberitahu pemergian Allahyarham Samad. Terkejut sakan juga Tony. Dia minta alamat rumah. Atas daya usaha Tony, album solo Allahyarham berjaya menembusi pasaran luar negeri.

Saya sempat melihat wajah Allahyarham - sebelum dimandikan dan sesudah dimandikan di bilik mandi mayat di Bahagian Forensik, Hospital. Hanya Al Fatihah yang mampu saya sedekahkan kepada Allahyarham. Semoga Allah mengampunkan segala dosa-dosa allahyarham dan diterima segala amalnya. Sesungguh Allah Maha Pengasih lagi Maha Pengampun.

Sekali lagi - Al Fatihah.


14 Oktober 2008

KUALITI BERFIKIR ARTIS KITA!

Saya tertarik dengan rencana Mingguan Malaysia bertarikh Ahad 12hb Oktober, 2008 tulisan sdr Niezam Abdullah dengan judul sebagaimana di atas. Sdr Niezam memulakan rencananya dengan "Sekarang ini kalau ditelitikan, tidak ramai artis kita yang boleh berhujah dengan yakin di depan khalayak. Malah tidak ramai yang boleh memberikan pandangan bernas apabila diminta mengupas sesuatu isu. Soalan-soalan mudah yang berkaitan dengan bidang mereka pun sukar dijawab apatah lagi jika diminta membentangkan buah fikiran mengenai hal-hal yang di luar lingkungan kerjaya dan isu semasa dalam mahupun luar negara"

Dalam ertikata lain, maksud sdr Niezam (dalam ertikata sebenar!) ramai artis kita 'bodoh' dan hanya tenggelam dengan dunia 'glamour' sahaja. Tidak ramai artis kita yang keluar atau dilahirkan daripada Universiti sebagaimana Allahyarham Sudirman Hj Arshad. Malah, jangan terkejut kalau diketahui bahawa ramai di kalangan artis kita baik penyanyi mahupun pelakon yang tidak lulus SPM.

Nak jadi penyanyi, bukannya perlu ada sijil kelayakan untuk jadi penyanyi. Begitu juga jika nak jadi pelakon. Tak perlu sijil atau sebarang kelayakan untuk jadi pelakon. Yang penting ada suara dan rupa - kalau nak jadi penyanyi. Suatu ketika dulu - pilihan pertama ialah rupa. Suara, belakang kira. Itu boleh dibentuk. Maka lahirlah penyanyi yang tidak berkualiti. Maka lahirlah penyanyi yang hanya bisa bertahan satu album sahaja. Tak perlulah saya sebutkan senarai penyanyi yang dalam kategori ini.

Pelakon yang dalam kategori ini juga berlambak! Mereka dilahirkan semata-mata nak kejar glamour dan 'hartawan'. Bakat berlakon taklah seberapa sangat! Make up tebal-tebal sikit dan tonjolkan 'mana-mana yang patut', setahun dua - dapatlah target. Datuk-datuk atau Tan Sri yang 'buaya tembaga'.

Artis yang semacam ini, nampak sangat mereka langsung tidak berilmu. Malas membaca dan tidak ambil kisah tentang pergolakan politik tanahair, tidak ambil tahu tentang harga petrol atau barang naik. Apa yang mereka tahu hanyalah 'glamour' dan 'melaram sakan' kalau ada majlis anugerah. Malah di kalangan sesama mereka, dengki dan busuk hati pulak tu. Main bomoh, jangan ceritalah.

Benarlah kata sdr Afdlin Shauki: keadaan ini agak membimbangkan apabila kelompok ini tidak mahu berusaha meningkatkan kemahiran diri.
Kalau nak tahu tahap sebenar pemikiran artis kita, tontonlah FENOMENA SENI. Lain yang ditanya, lain pulak yang mereka jawab! Heheheeeeeeeeeeeeeeee.....................

03 Oktober 2008

MAS IDAYU - TOLAK LAGU INDON!!!

Bulan lalu, dalam rancangan TV Fenomena Seni, tergelak sakan bila saya mendengar Mas Idayu marah-marahkan lagu-lagu Indonesia diputarkan di kebanyakan stesyen radio di Malaysia. Semacam anti Indon je.............saya nak tergelak bukannya apa. Mas Idayu seolah-olah lupa bahawa selama ini yang dok menaikkan nama dia adalah pencipta lagu dari Indonesia! Agaknya Mas Idayu lupa (atau lupa diri!). Mas Idayu nak buat lawak ke apa?

Program 'Fenomena Seni' masa 'tu ada Freddie Fernandez selaku Presiden Karyawan dan ada juga teman lama saya, sdr. Chuari Selamat (yang mewakili DJ......kononnyalah). Sebagaimana biasa program itu dihoskan oleh Rosyam Noor. Saya tak nampak suara sdr Chuari Selamat boleh membawa suara seluruh DJ lainnya kerana DJ di zaman sekarang tentunya tidak sama dengan DJ di zaman sdr Chuari dulu. Jauuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh bezanya tuh.

Begitu juga dengan suara Mas Idayu. Apakah pemilihan Mas Idayu sebagai mewakili suara penyanyi Malaysia. Juga jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh!!! Sebabnya, Mas Idayu seolah-olah 'hipokrit' apabila 'menolak' lagu-lagu Indon. Sedangkan lagu 'Bolehlah Boleh' diciptakan oleh pencipta Indon, walaupun liriknya saya sendiri yang tulis. Melodinya asli dari Indon.

Semasa sessi Press Conference Karyawan di PWTC, dua bulan yg lalu (kes 90 - 10lah!) Saya menyuarakan pandangan saya di majlis itu. Saya kata, kita kena ikut aturan. Kita ada wakil artis di parlimen iaitu Tan Sri Jins Shamsuddin. Kita pakat jumpa dia. Suruh dia menyuarakan hasrat kita tentang kebanjiran lagu-lagu Indon di parlimen. Lantas, Freddie bangun dan jawab: Tan Sri Jins Shamsuddin tak buat kerja! Saya jadi kaget juga dengan jawapan Freddie itu.

Sayangnya wartawan yang hadir tidak tulis pun pasal statement Freddie yang menolak Tan Sri Jins Shamsuddin. Saya telefon pengarang hiburan di Utusan Malaysia menyatakan hal itu, jawapan yang saya terima sama seperti Freddie...........Tan Sri Jins Shamsuddin tak buat kerja!!!

18 September 2008

DUNIA HIBURAN.......CATATAN PENGALAMAN: MAS IDAYU - 2

DUNIA HIBURAN.......CATATAN PENGALAMAN: MAS IDAYU - 2

5 ALBUM SIAP..... TERPERAP!


Dalam diam, rupa-rupanya saya sudah ada 5 album yang sudah siap rakaman. 1. Album Ilya & Hamdan (Ex Senario) yang berkonsepkan komedi. 2. Marakarma (pop rock) 3. Enuma (pop rock) 4. Ratu Panggung (4 artis dangdut: Haiza/Ani Mayuni/Dayang Suria/Nora Saini) dan 5. Kompilasi Hits Indo (koleksi band Indie dari Indonedia).

Kelima-lima album ini telah memakan biaya yang 'lumayan' berjumlah RM150,000.00. Sayangnya, dengan perkembangan teknologi semasa, penjualan kaset dan CD tidak lagi boleh dijual di kedai-kedai muzik. Perniagaan muzik harus ikut perkembangan teknologi. Jual melalui RBT (Ring back tone) atau ID Daller.

Jangan terkejut kalau dikatakan bahawa ada lagu yang boleh dijual sampai mencecah RM1juta. Album 'My Heart' edaran Warner Music mencecah RM1.3juta, hanya dengan ringtones sahaja. Sebab itulah Datuk A. Rahman Hassan berani mengeluarkan kenyataan bahawa industri hiburan tanahair boleh mencecah RM300juta setahun!!!

Saya pernah mengusulkan kepada presiden Persatuan Syarikat Rakaman Bumiputera supaya dapat mencari dana untuk membeli server sendiri bagi merebut dan ikut sama berbisnes muzik melalui ringtone ini. Sayangnya, persatuan tak ada dana!

Sayang seribu kali sayang......nampak gayanya 5 album saya yang sudah siap, kenalah 'perap'. Tak tahu bila boleh release.

07 September 2008

SALEEM & IKLIM - 2


Tiga empat hari Saleem koma di hospital, akhirnya Saleem sedar. Berkat doa ibunya di kampung dan juga isterinya, Ita yang saban hari berada di sisinya.

Saya dengan Saleem, dari segi usia, cuma berbeza 5 hari je tua saya. Saya dilahirkan pada 26hb Ogos, 1961. Manakala Saleem dilahirkan tepat 31hb Ogos, 1961. Dia anak merdeka. Nama betul Saleem ialah AM Saleem. Saya tengok I/C Saleem. AM Saleem maksudnya Anak Moorthy Saleem. Heheheeeee......rupa-rupanya dia anak 'mamak', sebab tulah warna kulit Saleem gelap.

Di tahun 1994, muncullah album IKLIM bersama Warner Music dengan judul album 'Di Pintu Mahligai'. Album ini juga dipasarkan di Indonesia dengan judul yang berbeza iaitu 'Puteri'. Album ini berjaya mencecah 100ribu unit. Tahun berikutnya muncul pula album 'Bukan Niatku'.

Hubungan Saleem dengan anggota IKLIM yang lain tidaklah ngam sangat kerana masalah 'kesihatan' Saleem. Huzali, Kama dan Mohalim benar-benar mengharapkan rezeki daripada show. Sedangkan Saleem tidak pernah mahu ambil tahu. Kalau ada show, jarang Saleem akan ikut latihan di studio. Bila ada show, Saleem akan dijemput di rumahnya di Taman Seri Gombak.

Pernah kejadian....sewaktu show di Pesta Penang, Huzali, Kama dan Mohalim sudah tidak tahan lagi dengan 'kesihatan' Saleem. Semasa show, Saleem betul-betul 'over'. Naik stage pun merangkak gila! Dipanggilnya seorang peminat, disuruhnya peminat itu menyanyi sebuah lagu sampai habis, sedangkan dia tergolek kat bawah. Al maklumlah 'orang sakit'. Masa menyanyi atas stage, dia mengadap speaker, bukannya mengadap penonton, sehinggakan penonton naik meluat lihat Saleem malam itu. Pendek kata show malam itu 'hancur' sehinggakan promoter tak nak bayar duit baki show. Kemarahan Huzali, Kama dan Mohalim tidak dapat dibendung lagi. Bagai valcano pecah! Mereka 'bergaduh' di hotel. Macam-macam perkataan yang tak sedap didengar keluar dari mulut masing-masing.

Esok pagi, sewaktu mahu berangkat pulang, Saleem masih belum bangun! Dengan nada kesal, salah seorang daripada anggota IKLIM menghulurkan sejumlah wang kepada Saleem dan berkata: "Pandai-pandailah kau balik sendiri. Kau nak naik bas ke, nak naik keretapi ke, itu kau punya pasal. Kita orang dah nak balik. Dah bosan layan perangai kau!"

Itulah kemuncak perbalahan antara Saleem dengan anggota IKLIM yang lain. Walaupun dalam keadaan 'sakit' sebegitu, Saleem seolah-olah 'bernazar' dan berkerat rotan bahawa dia tak akan lagi menyusahkan anggota IKLIM yang lain. Biarlah dia sendiri secara solo. Sebab itulah, kalau ada suara-suara nak 're-union' balik IKLIM, Saleem tak nak! Pujuk macam manapun, Saleem dah berkerat rotan tak nak! "Kau orang dulu dah ludah muka aku....sekarang kau orang nak jilat balik!" Itulah kata-kata Saleem terhadap Huzali, Kama dan Mohalim.

Entah macam mana......terhasil juga album IKLIM setelah mereka berkerat rotan tak mahu bersama lagi iaitu album 'Bunga Emas' yang dikeluarkan oleh NOVA Music. Itupun siksa juga nak disiapkan, kata NOVA Music. (.........bersambung)

06 September 2008

SALEEM DAN IKLIM

Sayalah orang yang bertanggungjawab membawa masuk IKLIM ke Warner Music kira-kira penghujung tahun 1993. Saya sarankan kepada Encik Nasser Abu Kassim (sekarang sudah dapat title DATUK!) A & R Director (Malay) Warner Music. Beliau bagi lampu hijau, lalu saya mula bertemu dengan group IKLIM untuk membincangkan hal itu. Mereka setuju. Saya bawa mereka ke pejabat - waktu itu ada 4 orang je yang menganggotai IKLIM - Saleem, Mohalim, Huzali dan Kama. Umarul dah tak ada.

Selepas sign kontrak - mereka diberi sedikit advance against royalty. Barulah berasa sikit pegang duit. Warner Music bagi inisiatif baru - setiap seorang diberi RM1,500 setiap bulan. Bolehlah buat bayar sewa rumah dan ansuran kereta setiap bulan. Tak sampaipun seminggu selepas sign kontrak dengan Warner Music, Saleem terlibat dengan kemalangan berhampiran JPJ Setapak/Kem Tentera Wardiburn. Tiga empat hari jugaklah Saleem koma. Manakala tentera yang terlibat kemalangan dengan Saleem meninggal dunia. Jam 2 pagi Huzali telefon saya memberitahu kemalangan itu.

Kata teman-teman terdekat, sebelum kejadian, Saleem mabuk 'berat'. Awie sampai nak 'tangan' Saleem sewaktu di Fire Club malam itu. Awie tahu yang Saleem mabuk 'berat', jadi dia tak nak layan sangatlah si Saleem tu. Sewaktu mahu pulang ke rumah, Saleem dalam keadaan mabuk 'berat' telah beberapa kali terlanggar tembok atau tiang. Malah dia salah jalan pulang....rumahnya di Gombak. Tapi dia menuju ke Setapak. Masa tu lebuhraya kesas belum ada lagi. Kereta proton yang dipandu Saleem, hancur! Apalagi kereta anggota tentera yang dilanggarnya........!!! Kalau melihatkan keadaan kedua-dua buah kereta, memang Saleem tak ada harapan untuk hidup. Rupa-rupanya, Tuhan masih menyayangi Saleem...semuga Saleem sedar akan musibah itu dan tidak lagi mabuk 'berat'.

Kes kemalangan ini dibicarakan di mahkamah Jalan Duta. Pembicaan kes ini mengambil masa yang lama juga sebab banyak kali tertangguh. Saleem didapati bersalah kerana memandu tanpa lesen dan cuai. ........................(bersambung)

31 Ogos 2008

MAS IDAYU - 3


Saya naik hairan, di kalangan teman-teman artis, ramai yang tidak suka berkawan dengan MAS IDAYU. Saya tanya mereka, kenapa? Mereka jawab, MAS IDAYU mulut laser sangat. Ada pula artis lain yang jawab.....dia ingat dia tu bagus sangat! Heheheeee.....Bagi saya semua ragam artis memang begitu. Saya dah masak sangat dengan ragam artis nih. Apalagi kalau dah popular! Macam-macam hal. Ada yang egonya tinggi sangat. Ada yang lupa diri. Jumpa teman sekampung pun dah macam tak kenal. Ada yang jadi kedekut nak mampus. Ada yang berlagak macam artis 'oversea'. Pakai manager, pasang harga, pasang susuk, pasang botox, pasang buluh perindu, dan segala macam pasang lagilah.....pasang pelindung diri pun ada, takut orang dengki kat dia! Padahal tak ada siapa pun nak dengki mendengki. Dia je yang 'perasan' orang dengki kat dia.

Album 'Bolehlah Boleh' MAS IDAYU terjual melebihi 60 ribu unit. Itu angka yang diberikan oleh Warner Music. Album 'Cinta 100%' terjual hampir 100 ribu unit. Di rumah saya banyak tergantung anugerah Platinum hasil kerja saya yang 'meletup'. Ada Anugerah Platinum AMELINA yang pertama 'Rindu Ah Ah', album keduanya 'Asyik'. Ada Anugerah 4 Platinum Kompilasi Dangdut. Dinding ruang tamu rumah saya penuh dengan anugerah Platinum! Mula-mula seronok juga tengok anugerah Platinum nih.....lama-kelamaan jadi bosan jugak.

Apataknya, bila ada tamu yang tak kenal saya melihat anugerah platinum tu......Oh ini Encik Ruslan penerbit dangdut ya! Lama-lama saya 'buang' semua anugerah platinum saya tu. Dan dinding ruang tamu rumah saya dah 'clear' dari sebarang anugerah platinum tu. Saya pinjamkan kepada Encik Carlos Zubir (masa dia launching Artis Club di Jalan Tun Razak, bersebelahan Kedutaan Amerika dulu). Sampai sekarang tak dipulangkan......haraaaaaaaaaaammmmm) .

Satu hari, DJ RTM JB, Ismail Ibrahim telefon, nak panggil MAS IDAYU menyanyi di Johor Bharu. Saya tanya berapa bajet? Dia kata RM3 ribu. Itu je bajet yang dia orang kasi. Saya pun call MAS IDAYU. MAS IDAYU minta RM6 ribu. Saya cuba runding dengan MAS IDAYU. Kata dia, nak ambil, tak nak sorry! Saya pun call Ismail Ibrahim, saya bagitahu dia MAS IDAYU minta RM6 ribu. Harga dah tak boleh runding lagi! Kata Ismail: Hai.....takkanlah penerbit sendiri pun dah tak boleh runding! Saya bagitahu Ismail berseloroh: Dia nyanyi dah RM3 ribu. Cara dia pegang MIC pun dah RM1 ribu. Dia gelek 180 degrees dah makan RM2 ribu! Semuanya RM6 ribu. Hahahahaaaa.......Lepas tu, ramai juga teman-teman telefon saya nakkan MAS IDAYU show, saya bagitahu mereka, kalau bajet ciput....lupakanlah! Walaupun saya sendiri panggil dia kalau ada show! Tak dapetlah den nak nolongnya!

MAS IDAYU - 2

Album pertama dangdut MAS IDAYU yang saya terbitkan 'meletup' di pasaran dengan lagu hitnya 'Cinta 100%'. Mulai dari itu ligatlah MAS IDAYU ke sana ke mari di seluruh pelosok tanahair buat show. Sakan rezeki dia! Sebelum ini MAS IDAYU sekadar 'suam-suam kuku', sekarang dah naik daun...............

Setahun selepas album itu meletup di pasaran, saya diarahkan untuk menyiapkan album kedua MAS IDAYU. Pening juga kepala nak pertahankan 'tanggungjawab' nih. Artis hanya tahu menyanyi je. Artis tak mahu tahu penerbit bersusah payah menyiapkan album mereka. Sudah jadi lumrah......kalau album tak boleh jual, penerbit yang kena kutuk. Tapi kalau album 'meletup' di pasaran, orang tak tanya, siapa penerbit album tu. Wah baguslah penerbit nih. Mampuihlah heh.....orang tak akan sebut nama penerbit!

Saya ambil masa hampir 2 bulan juga nak siapkan album ini. Walaupun sudah ada lagu-lagu yang boleh dijangka hit, tetapi saya masih belum berpuas hati. Saya memang cerewet bab pemilihan lagu. Walaupun sayalah satu-satunya penerbit yang tak boleh main sebarang alat muzik (selain ketuk-ketuk meja.....gendang bergendang), Alhamdulillah, saya telah dianugerahkan Allah sepasang telinga yang 'tajam' (walaupun pekak badak....hehehee). Bila saya dengar melodi lagu baru, deria penghayatan saya akan tahu, bahawa sesebuah lagu boleh jadi hit atau sebaliknya.

Bagi saya lagu 'Senggol-Senggolan Cubit-Cubitan', dan 'Selangit' sudah boleh dijangka hit, tetapi saya masih belum berpuas hati. Saya dengar lagu-lagu India untuk buat kajian (bukan senang Oiiii jadi penerbit). Saya terjumpa album punjabi Daler Mehndi......ada bunyi bhangra. Saya bawa CDnya ke teman akrab saya di Bandung, Ronny Load. Dia study muziknya. Seharian saya dan dia duduk program muzik. Saya bagitahu Ronny, copy gendangnya dulu.....sound bhangra. Yang lain, Ronny pandai-pandai dialah tambah apa-apa yang patut. Masuk hari kedua, barulah nampak bentuk susunan muziknya. Saya cukup respect sama Ronny Load. Orangnya cukup 'pintar' kalau bab cari sound. Muzik dah separuh jalan lengkap, tapi melodinya tak ada! Kahkahkahkah.....saya dan Ronny ketawa! Sambil program.....dia mula menyanyi, cari melodi lagu. Bolehlah boleh.....bolehlah boleh.....bolehlah boleh, itu saja yang keluar dari mulut dia. Lama kelamaan, siap melodinya.

Saya lantas ambil pen dan kertas. Mencatat sesuatu.....bermula dengan Bolehlah boleh.........setengah jam kemudian, siap! Saya pun mula menyanyi dalam studio....guide lagu je! Dalam hati saya.....inilah lagu hitnya nanti.

Waktu rakaman album kedua ini, kami masih buat rakaman di Bandung. Waktu itu, saya sudah menyewa sebuah rumah di Jalan Semarang, Antapani, Bandung. MAS IDAYU datang dengan suaminya AMAN GRASEKA. Mereka baru je kahwin secara diam-diam! 4 atau 5 hari take vokal di studio Ronny berjalan lancar. Pernah kejadian, selepas take vokal, dalam perjalanan pulang, kami ditahan polisi. Masuk balai. Saya yang drive masa tu. Saya tunjuk lesen Malaysia. Mereka kata tak laku. Saya jolok Rp50ribu....mereka lepas. Heheeeee....

Ternyata, target saya tak salah. Lagu Bolehlah Boleh menjadi hit. Phobia bhangra pulak dah. Sampaikan buat video clip pun, panggil bhangra menari sama! Dan kenangan manisnya....album ini menerima Anugerah Best Dangdut Album AIM 2000. Tapi awardnya bukan saya yang pegang.....MAS IDAYU yang simpan sampai sekarang! Padahal award tu untuk penerbit album, bukan untuk best vokal. Heheheee....sabor jelah.

30 Ogos 2008

NYANYIAN & MUZIK - HALAL ATAU HARAM? 2

Adapun hadis-hadis Nabi yang melarang nyanyian, semuanya ada cacat, tidak ada satupun yang selamat dari celaan oleh kalangan ahli hadis, seperti kata al-Qadhi Abubakar bin al-Arabi: "Tidak ada satupun hadis yang sah yang berhubungan dengan diharamkannya nyanyian."
Dan berkata pula Ibnu Hazm: "Semua hadis yang menerangkan tentang haramnya nyanyian adalah batil dan palsu."
Banyak sekali nyanyian-nyanyian dan muzik yang disertai dengan perbuatan berlebih-lebihan, minum-minum arak dan perbuatan-perbuatan haram. Itulah yang kemudian oleh ulama-ulama dianggapnya haram atau makruh.

Sebagian mereka ada yang ;nengatakan: bahwa sesungguhnya nyanyian itu termasuk lahwul hadis (omongan yang dapat melalaikan) sebagai yang dimaksud dalam firman Allah:
"Di antara manusia ada yang membeli omongan yang dapat melalaikan untuk menyesatkan (orang) dari jalan Allah tanpa disadari, dan dijadikannya sebaqai permainan. Mereka itu kelak akan mendapat siksaan yang hina." (Luqman: 6)

Ibnu Hazm berkata: "Ayat tersebut menyebutkan suatu sifat yang barangsiapa mengerjakannya bisa menjadi kafir tanpa diperselisihkan lagi, yaitu apabila dia menjadikan agama Allah sebagai permainan. Oleh karena itu jika dia membeli sebuah al-Quran untuk dijadikan ayat guna menyesatkan orang banyak dan dijadikannya sebagai permainan, maka jelas dia adalah kafir. Inilah yang dicela Allah s.w.t. Samasekali Allah tidak mencela orang-orang yang membeli lahwal hadis itu sendiri yang bisa dipakai untuk hiburan dan menggembirakan hati, bukan untuk menyesatkan orang dari jalan Allah."

Selanjutnya Ibnu Hazm menolak anggapan orang yang mengatakan; bahwa nyanyian itu sama sekali tidak dapat dibenarkan, dan termasuk suatu kesesatan, seperti firman Allah.
"Tidak ada lain sesudah hak kecuali kesesatan." (Yunus: 32)
Maka kata Ibnu Hazm: Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Sesungguhnya semua perbuatan itu harus disertai dengan niat dan tiap-tiap orang akan dinilai menurut niatnya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Jadi barangsiapa mendengarkan nyanyian dengan niat untuk membantu bermaksiat kepada Allah, maka jelas dia adalah fasik --termasuk semua hal selain nyanyian. Dan barangsiapa berniat untuk menghibur hati supaya dengan demikian dia mampu berbakti kepada Allah dan tangkas dalam berbuat kebajikan, maka dia adalah orang yang taat dan berbuat baik dan perbuatannya pun termasuk perbuatan yang benar. Dan barangsiapa tidak berniat untuk taat kepada Allah dan tidak juga untuk bermaksiat, maka perbuatannya itu dianggap main-main saja yang dibolehkan, seperti halnya seorang pergi ke kebun untuk berlibur, dan seperti orang yang duduk-duduk di depan sofa sekedar melihat-lihat, dan seperti orang yang mengkelir bajunya dengan warna ungu, hijau dan sebagainya.

Namun di situ ada beberapa ikatan yang harus kita perhatikan sehubungan dengan masalah nyanyian ini, yaitu:
1. Nyanyian itu harus diperuntukkan buat sesuatu yang tidak bertentangan dengan etika dan ajaran Islam. Oleh karena itu kalau nyanyian-nyanyian tersebut penuh dengan pujian-pujian terhadap arak dan menganjurkan orang supaya minum arak, misalnya, maka menyanyikan lagu tersebut hukumnya haram, dan si pendengarnya pun haram juga. Begitulah nyanyian-nyanyian lain yang dapat dipersamakan dengan itu.
2. Mungkin subjek nyanyian itu sendiri tidak menghilangkan pengarahan Islam, tetapi cara menyanyikan yang dilakukan oleh si penyanyi itu beralih dari lingkungan halal kepada Iingkungan haram, misalnya lenggang gaya dengan suatu kesengajaan yang dapat membangkitkan nafsu dan menimbulkan fitnah dan perbuatan cabul.
3. Sebagaimana agama akan selalu memberantas sikap berlebih-lebihan dan kesombongan dalam segala hal sampai pun dalam beribadah, maka begitu juga halnya berlebih-lebihan dalam hiburan dan menghabiskan waktu untuk berhibur, padahal waktu itu sendiri adalah berarti hidup!
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa berlebih-lebihan dalam masalah yang mubah dapat menghabiskan waktu untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban. Maka tepatlah kata ahli hikmah: "Tidak pernah saya melihat suatu perbuatan yang berlebih-lebihan, melainkan di balik itu ada suatu kewajiban yang terbuang."
4. Tinggal ada beberapa hal yang seharusnya setiap pendengarnya itu sendiri yang memberitahu kepada dirinya sendiri, yaitu apabila nyanyian atau satu macam nyanyian itu dapat membangkitkan nafsu dan menimbulkan fitnah serta nafsu kebinatangannya itu dapat mengalahkan segi rohaniahnya, maka dia harus menjauhi nyanyian tersebut dan dia harus menutup pintu yang dari situlah angin fitnah akan menghembus, demi melindungi hatinya, agamanya dan budi luhurnya. Sehingga dengan demikian dia dapat tenang dan gembira.
5. Di antara yang sudah disepakati, bahwa nyanyian yang disertai dengan perbuatan-perbuatan haram lainnya seperti: di persidangan arak, dicampur dengan perbuatan cabul dan maksiat, maka di sinilah yang oleh Rasulullah s.a.w. pelakunya, dan pendengarnya diancam dengan siksaan yang sangat, yaitu sebagaimana sabda beliau:
"Sungguh akan ada beberapa orang dari ummatku yang minum arak, mereka namakan dengan nama lain, kepala mereka itu bisa dilalaikan dengan bunyi-bunyian dan nyanyian-nyanyian, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu kedalam bumi dan akan menjadikan mereka itu seperti kera dan babi." (Riwayat Ibnu Majah)

NYANYIAN & MUZIK - HALAL ATAU HARAM?

Di antara hiburan yang dapat menghibur jiwa dan menenangkan hati serta mengenakkan telinga, ialah nyanyian. Hal ini dibolehkan oleh Islam, selama tidak dicampuri omong kotor, cabul dan yang kiranya dapat mengarah kepada perbuatan dosa. Dan tidak salah pula kalau disertainya dengan muzik yang tidak membangkitkan nafsu. Bahkan disunatkan dalam situasi gembira, guna melahirkan perasaan riang dan menghibur hati, seperti pada hari raya, perkawinan, kedatangan orang yang sudah lama tidak datang, saat walimah, aqiqah dan di waktu lahirnya seorang bayi.
Dalam hadis diterangkan: "Dari Aisyah r.a, bahwa ketika dia menghantar pengantin perempuan ke tempat laki-laki Ansar, maka Nabi bertanya: Hai Aisyah! Apakah mereka ini disertai dengan suatu hiburan? Sebab orang-orang Ansar gemar sekali terhadap hiburan." (Riwayat Bukhari)
Dan diriwayatkan pula: "Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata: Aisyah pernah mengawinkan salah seorang kerabatnya dengan Ansar, kemudian Rasulullah s.a.w. datang dan bertanya: Apakah akan kamu hadiahkan seorang gadis itu? Mereka menjawab: Betul! Rasulullah s.a.w. bertanya lagi. Apakah kamu kirim bersamanya orang yang akan menyanyi? Aisyah menjawab: Tidak!

Kemudian Rasulllah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya orang-orang Ansar adalah suatu kaum yang merayu. Oleh karena itu alangkah baiknya kalau kamu kirim bersama dia itu seorang yang mengatakan: kami datang, kami datang, selamat datang kami, selamat datang kamul" (Riwayat Ibnu Majah)

"Dan dari Aisyah r.a. sesungguhnya Abu Bakar pernah masuk kepadanya, sedang di sampingnya ada dua gadis yang sedang menyanyi dan memukul gendang pada hari Mina (Idul Adha), sedang Nabi s.a.w. menutup wajahnya dengan pakaiannya, maka diusirlah dua gadis itu oleh Abubakar. Lantas Nabi membuka wajahnya dan berkata kepada Abu Bakar Biarkanlah mereka itu hai Abu Bakar, sebab hari ini adalah hari raya (hari bersenang-senang)." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

29 Ogos 2008

MAS IDAYU


Setelah album sulung Amelina meletup di pasaran, Warner Music mahu saya cari lagi penyanyi dangdut. Rosman, kawan lama di KiraWang Sdn Bhd perkenalkan Mas Idayu kepada saya. Sebelum ini Mas Idayu pernah buat album. Kalau tak salah dah 5 album tapi tak satupun yang 'meletup'. Saya perkenalkan kepada Nasser Abu Kassim. Everything OK.Dapat bajet, saya pergi ke Bandung. Cari lagu. Buat muzik arranggement. Beberapa lagu saya minta Sukma buat muzik. Beberapa lagu saya minta Ronny Load buat muzik. Waktu rakaman album Mas Idayu ini, saya tidak lagi menggunakan pita 2 inch. Saya gunakan studio ADAT. Master ADAT macam VHS - bukan jenis E tapi jenis S (Super - VHS).Jadi mudahlah saya bawa masternya ini. Tak macam master pita 2 inch yang beratnya sampai 2 atau 3 kg.Bila muzik dah hampir siap, barulah Mas Idayu datang ke Bandung untuk rakaman vokal. Mas Idayu termasuk artis yang cepat menghafal melodi lagu baru. Suasana rakaman cukup menyeronokkan. Happy je. Sengaja saya cetuskan suasana sedemikian, agar dia tidak stress atau tertekan. Waktu rakaman lagu Rosyid Somantri yang berjudul 'Terlalu'....Mas Idayu menangis terisak-isak dalam studio. Katanya, lirik lagu itu ada kena mengena dengannya. Selesai rakaman, saya benar-benar puas hati. Banyak lagu best-best. Cinta 100%, Gelitik Cinta, Robek Hatiku, Bukan Cinta RM, Terlalu dan 2 buah lagu lama ciptaan YM Raja Kobat, Penyakit Cinta dan Sampai Bila.Hampir sebulan saya bekerja keras menyiapkan album ini. Daripada mengumpul lagu, sama-sama menyiapkan susunan muziknya, sama-sama 'bergadang' dalam studio menyiapkan vokal sampai ke pagi.....akhirnya kerja lelah memang berbaloi. Ternyata, album ini membanggakan Warner Music. Ia terjual melebihi 100ribu unit. Satu lagi bintang dangdut muncul. Gara-gara kejayaan itu, Mas Idayu berjanji kepada saya...."InsyaAllah, saya akan bawa abang satu famili melancong ke luar negara." Tapi sampai sekarang janji itu tetap tinggal janji semata-mata!

28 Ogos 2008

CERITA ARTIS.....TAK NAK YANG BURUK

Semua artis kita kalau berita yang dipaparkan di media cetak atau media letronik, segala-galanya hendaklah berita 'baik-baik' belaka. Kalau ada cerita yang buruk dipaparkan mengenai mereka, pasti mereka akan menafikannya (walaupun berita itu memang benar sekalipun). Jadi untuk sentiasa mendapat liputan yang 'baik-baik', mereka kenalah bodek wartawan hiburan. Buat kawan dengan mereka.

Wartawan hiburan pun satu hal jugak. Kalau dah artis tu dah jadi kawan mereka, berita yang buruk-buruk pasti disorok. Saya tahu sangatlah.....kerana suatu ketika dulupun saya pernah jadi wartawan hiburan di MEDIA HIBURAN bersama sdr Ghaffar Nin, Emma Hussin, Intan Zabidin dan Huzzaini (sekadar menyebut beberapa nama). Sebelum dipindahkan ke MEDIA HIBURAN, saya terlebih dahulu ditugaskan di meja hiburan BACARIA.

Wartawan hiburan dahulu kala, jika dibandingkan dengan wartawan hiburan sekarang ini, jauh bezanya! Wartawan hiburan dahulu kala, 'mengejar' artis untuk mendapatkan bahan berita. Allahyarham Man Toba pernah dihalau oleh Dhalan Zainuddin (ketika itu Dhalan digelar 'superstar'!) ketika cuba mengambil gambar di sekitar rumah Dhalan Zainuddin. Mahu tak mahu, terpaksalah balik ke ofis dengan tangan kosong. Heheheeee.....Zaman sekarang terbalik kot. Artis yang 'mengejar' wartawan! Ada pula artis yang terpaksa 'jaga' wartawan.
Di kesempatan ini, saya akan ceritakan segala pengalaman pahit maung saya ketika bersama artis. Baik pengalaman saya sebagai seorang wartawan hiburan, Pengurus Label di Warner Music ataupun selaku penerbit album. Inilah dunia hiburan yang fana semata-mata!
Dan tentulah melalui catatan peribadi saya di sini juga, bakal ada artis yang tak puas hati apabila 'kain mereka kelak selak'. Saya akan tulis segala yang benar-benar belaka, tidak ada yang lain selain yang benar-benar belaka! Pahit manis selama saya berkecimpung dalam dunia hiburan ini. Selama saya bertindak selaku penerbit mereka. Selama saya berkawan dengan mereka. JANGAN MARAHHHHHHHHHHH.........

26 Ogos 2008

SAYANGNYA MODAL TAK ADA.....

Baru-baru ini (sekitar bulan Julai lalu), saya diberi keizinan untuk menerbitkan album kompilasi group band indipenden daripada negara seberang, Indonesia. Setelah seleksi dengan begitu teliti, saya memilih 12 group untuk dimasukkan ke dalam daftar kompilasi tersebut. Antaranya ialah PAPRIKA (Semarang), SWEET HURRICANE (Jakarta), LAST STATION (Lombok), NAVICULA (Bali), ALFA (Makassar), Mr X (Jakarta), JULIAN APRIL (Jakarta), IWA (Jakarta), SHASUKE (Cirebon), SILVER (Banyuwangi), TroYa (Pekan Baru)dan FREENOISE (Cirebon). Ada beberapa group memang cukup potensi untuk muncul dengan album mereka sendiri seperti PAPRIKA, SWEET HURRICANE, SILVER, NAVICULA dan SHASUKE. Mereka anak-anak muda yang berpotensi untuk melangkah jauh dalam bidang muzik.
Saya telah menemui beberapa syarikat record untuk mengketengahkan album kompilasi ini. Kebanyakan mereka menunjukkan minat yang cukup membanggakan. Memang lagu-lagu yang terkandung dalam album kompilasi ini......enak didengar dan beberapa buah lagu boleh jadi hit! Saya cukup yakin bahawa beberapa lagu yang terapat dalam kompilasi ini boleh jadi hit.
Sayangnya saya tidak mempunyai modal untuk 'meledakkan' album kompilasi ini. Saya cuba pinjam bank dengan mencagarkan sebuah rumah flat yang saya ada......tetapi gagal. Saya nak pinjampun bukannya banyak sangat, setakat RM50K sahaja.....pun tak lepas! Inilah susahnya orang melayu nak berniaga.............nasiblah!

25 Ogos 2008

AMELINA.........CATATAN 2




Satu hari AMELINA dipanggil untuk sign kontrak dengan Warner Music sambil berkenalan dengan staff bahagian Melayu. Biasalah...baru nak jadi artis, malu-malu kucing! Saya pasti AMELINA masih ingat lagi kata-kata saya yang saya luahkan di depan Zaini Nordin ketika itu......"Esok bila kau dah popular, muka abang ni pun kau ludah!"
"Eh....tak adalah bang!" kata AMELINA. Zaini hanya ketawa. "Kita sama-sama tengok jelah nanti Lan", sampuk Zaini.
Tak disangka-sangka.....budak berwajah cina tu meletup sakan! Hari-hari radio dok main lagu dia. Album yang dulu semua syarikat rekod tak layan.....tiba-tiba pecah rekod jualan! Mencecah jualan di atas 100 ribu kaset. Dan AMELINA mulai dari hari itu, mulai sibuk dengan show. Dulu dia kerja kilang.....sekarang dah jadi penyanyi popular! Siapa sangka tuah badan! Sebulan dia boleh kaut duit RM30ribu hingga RM40ribu dari show. Apataknya.....satu show saya charge RM3ribu ke RM4ribu. Sebulan dia boleh dapat 10 show. Budak yang dulu hidup ala kadarnya, tiba-tiba jadi kaya!!!
Alhamdulillah....itu rezeki dia. Album pertama....Rindu Ah Ah Ah, terjual hampir 200ribu copy. Album kedua....Syik Ayik Asyik, juga terjual hampir 200ribu copy. Album ketiga....Cinta Oh Cinta, mula merosot tetapi terjual 100ribu copy. Waktu itu, ada orang mulai 'kacau' AMELINA. Ada orang 'pekenakan' AMELINA. Dia mula lupa diri. Dia dah jadi angau. Duit banyak! Kaki cucuk pun banyaklah juga! Sampaikan dia sanggup keluarkan duit belikan kereta untuk seorang lelaki yang dicintainya (al kisahlah...kononnya tu) Lama kelamaan.......habislah harta AMELINA. Hubungan Amelina dengan lelaki ini tidak panjang, dia beralih pula ke seorang lelaki lain. Keluar mulut buaya, masuk pula ke mulut naga! Kononnya kekasih baru ni orang kaya.....heheheeeee. Tahu-tahu, habukpun tak ada. Cakap besar dan berlagak je! Ada member beritahu, tukang tarik kereta je!!! Amelina mempunyai tabiat yang aneh! Dia suka 'bercinta' dengan suami orang. Dia tidak suka lelaki bujang. Dari pertama kali saya jumpa dia pada tahun 1994, Amelina dah buat hubungan dengan suami orang. Semua boyfriend dia suami orang.....!!! Termasuk affair dia dengan IWAN (pun suami orang).
Selepas album ketiga yang berjudul 'Cinta Oh Cinta'....Amelina hilang entah ke mana. Dengar cerita dia kahwin 'cowboy' kat Siam (pun dengan suami orang jugak!). Sampai sekarang Amelina terus hilang dari persada muzik tanahair. Ada ramai teman-teman saya bertanya: Mana pergi Amelina? Saya jawab senang je: Entah....dah bertahun-tahun saya tak pernah jumpa atau terserempak dengan dia. Saya hanya penerbit album dia sahaja, tak lebih dari itu.
Dari akhbar dan sumber berita lain - saya dengar hubungan Amelina dengan orang tuanya tidak seindah sewaktu dia belum bergelar isteri orang. Amelina langsung tidak dibenarkan menjenguk kedua orang tuanya! MasyaAllah......dahsyatnya. Dalam hati kecil saya......kalaulah sejarah boleh diputar-balikkan, saya tak akan ambil Amelina jadi recording artis! Biarlah dia hidup aman damai dengan kedua orang tuanya!

AMELINA......CATATAN 1



Satu hari, seorang teman (Syed Mustaffa) telefon: "Ruslan, saya ada nak rekomen seorang penyanyi dari Nilai. Boleh ke?" Saya kata, "bolehlah. Suruh dia datang ke ofis di Tingkat 9 MUI Plaza, Jalan P. Ramlee, Kuala Lumpur".
Selang beberapa hari kemudian, datanglah seorang perempuan dengan beberapa orang sanak saudaranya. Orangnya berkulit putih. Wajah macam budak Cina. Mata sepet sikit. Rambut mencecah bahu.
"Nak nyanyi lagu apa?" Saya tanya. Dia tersengeh malu-malu. "Apa-apa pun boleh", kata dia. Saya cari muzik minus one yang ada dalam stor pejabat. Saya terjumpa salah satu lagu Dayangku Intan.....(lupa lak judulnya!). Dia pun nyanyilah.......waktu itu ada Shamsudin Sidek. Ada Zaini Nordin (sekarang dah kerja dgn AirAsia). Ada juga Datuk Nasser Abu Kassim (pun ikut Datuk Tony kerja dgn AirAsia). Rata-rata komen mereka.......boleh tahan je!
Seminggu lepas tu, ada teman saya datang dari Bandung, Indonesia. "Lan, saya ada projek disko dangdut. Kamu cari penyanyi. Muzik dah siap". Kata Yanuar, teman dari Bandung. Saya lantas teringat budak perempuan yang datang dari Nilai tempoh hari. Saya telefon emak saudara dia. Esoknya dia datang ofis. Kali ni dia bawa emak dia. Saya bagi dengar muzik yg member saya bawa dari bandung. Disko dangdut. Mulanya dia tak nak! Setelah pulang ke rumah, emak dia pujuk dia suruh try nyanyi lagu disko dangdut. Mana tahu ada tuah, kata emaknya.
Sebulan saya bagi masa suruh dia hafal melodinya. Kemudian saya mulai buat rakaman vokal di sebuah studio di Seremban. Tiap hari saya berulang alik dari Kuala Lumpur ke Seremban. Dan beberapa lagu saya buat rakaman di studio Booty Boys di Jalan Pahang. Bila semua rakaman vokal dah siap, saya mulai mixing di studio Booty Boys. Mr Loh Swee Fah, orang lama dalam dunia rakaman jadi tukang mix. "Wah ini lagu banyak syok oooooo...." saya teringat lagi kata-kata Mr Loh. "Mana you mau jual ini master?" Dia tanya saya. Saya jawab pendek, "Belum tau lagi!".
Saya bawa master yang sudah siap mixing jumpa Nasser Abu Kassim (waktu itu dialah A & R (Bhg Melayu) di Warner Music. Dia reject master yang saya bawa. Sakit telinga dia dengar dangdut! Saya bawa lagi master tu ke beberapa syarikat rekod lain, termasuk PolyGram (Billy), BMG (Aziz Bakar), Sony Music (Johari Teh), Life Record (Ramli S.).....malah ke syarikat rekod kecil pun, saya bawa. Semuanya tak nak. Apalagi, penyanyinya budak baru....tak ada nama lagi.
Saya hampir-hampir putus asa. Terakhir sekali, saya tebalkan muka jumpa Tony Fernandes. Agaknya....kerana bunyi tabla, dia pun setuju. Tambah pula saya jual murah.....RM25ribu termasuk artis! On the same day, Tony bagi saya cek RM25ribu. Saya terus langsaikan segala hutang-hutang studio, hutang Sukma Maulana (tukang buat muzik) dan duit member saya, Yanuar. Selebihnya tersisa RM2ribu buat saya. Heheeee...........
Dari situlah bermulanya langkah AMELINA sebagai penyanyi dangdut...........
(bersambung................)

24 Ogos 2008

BISNES MUZIK...JANGAN KENA TIPU



Sebelum berbisnes muzik, hendaklah kita ambil tahu dulu ruang lingkup bisnes ini. Jangan hanya kerana kita ada duit banyak, kita serahkan bulat-bulat kepada orang lain. Hujung-hujungnya......bergaduh tak tentu pasal. Duit lebur ke mana, kawan hilang entah ke mana! Ramai yang saya dengar cerita orang yang hendak buat bisnes ini kena tipu. Bukan sikit tuh.....malah ada yang cecah sampai ratusan ribu ringgit hanya nak siapkan satu album saja. Mak datok......padahal nak siapkan satu album, ianya ambil bajet sejumlah RM20ribu ke RM30ribu je. Lainlah halnya kalau gunakan penerbit yang mata duitan.....ada yang cecah sampai RM60ribu untuk satu album.

Dan yang paling kelakarnya, ada seorang penyanyi baru, dek kerana dia ada duit banyak, dia kena tipu oleh seorang kaki loyar buruk.....pompuan pulak tuh. Rakaman album plus shooting video klip kena charge sampai RM100ribu. Heheheeee.....bodohnya penyanyi tu. Kena tipu oleh pompuan tu. Padahal pompuan tu bukannya ada nama pun dalam industri muzik ni.....

20 Ogos 2008

BISNES RINGTONES......UNTUNG SAKAN!!!



Sememangnya hari ini bisnes muzik menjunam jatuh dengan cukup tajam. Di kedai-kedai kaset dan CD, penjualan album tidak laku lagi sebagaimana tahun-tahun yang lalu. Kalau ada orang kaya yang masih mahu bertahan menjual kaset dan CD melalui kedai-kedai kaset, saya nasihatkan supaya mereka 'lupakanlah..............' . Lebih baik buat bisnes lain.
Tapi........jangan cepat patah semangat untuk mengaut kekayaan melalui bisnes muzik ini. Dari fakta yang saya perolehi, album 'My Heart' (original sound track filem My Heart), pendapatan yang diperolehi dari RBT (Ring Back Tone) mencecah RM1.3 juta! Wow.............sapa kata bisnes muzik tidak menguntungkan!
Memang di kedai-kedai kaset tak boleh jual tetapi RBT mencapai tahap yang cukup memberangsangkan. Kos rakaman album hanyalah sekitar RM30,000 sahaja. Dan pulangan yang akan diperolehi boleh mencecah RM1juta. Maka, saya menyeru dan menyarankan supaya anda berbisnes muzik dengan menyelusuri kaedah bisnes semasa iaitu RBT melalui telko yang sedia ada seperti Maxis, DiGi dan Celcom. Gunakanlah teknologi yang ada untuk berbisnes muzik!

PANDUAN BIKIN HOME STUDIO YANG BAGUS

STUDIO BUILDING FOR HOME AND PROJECT STUDIOS

There is no better hobby than making music, and there is no more satisfying business to get into. Many of us enjoy making music so much that we want to make it into a career. And it isn't just a vague dream - it really is something that is achievable. Many pretty ordinary people are making money out of music right now, even if it isn't their main source of income. They are enjoying what they are doing, and they are doing it to a professional standard. At the heart of modern music making is the studio, whatever type of studio it may be. Call it a home studio or a project studio, a well designed studio facility will enable you to create a demo tape that will start you off on your recording career, or with a bit of luck you might find yourself composing and recording music for television and film. Even if you just do it for your own pleasure and amusement, as already said, there is no better hobby.

Setting up a home or project recording studio can be a tricky business, and it's easy to spend a lot money and waste a lot of effort. There is more to setting up a studio than just buying the equipment. It's how the equipment is set up and the surroundings that are important. Your studio should be an environment in which you can feel comfortable and creative, in which you can sit down and start work without any preparation or messing about with the equipment. You just go in there and start making music. And when your tape is finished, it is perfectly possible that your recording might be as good as anything a full time professional engineer could have produced in a commercial studio.

It has been practical to have a studio at home since the early 1980s when the doubters thought that you had to go to a 'proper' studio to achieve anything at all worthwhile. Home studio owners have however proved the doubters wrong many many times and their work can be heard on record, CD, television and radio worldwide. And this is something almost any musician could do. It will take quite a bit of hard work to set up the studio and gain sufficient experience in using it, but musical success can be within your grasp if you want it badly enough.

In a way this is something to be envied, because you are at the start of a great adventure, and the equipment that is available now for people just starting out is much better than it used to be. But manufacturers will often only tell you about the easy options. Buying the equipment is as easy as saving up the money, but putting it all together properly needs know-how. Much of the know-how is here, and books are available to tell you everything you could possibly want to know. The best model really is the top professional studio and many of their techniques can be copied at home. Sometimes, where the difficulties really are too great, you will have to compromise a little, but that won't stop you having a great studio and making great recordings. Take care to read as much as you can and understand as much as you can before you start work. As the saying goes, a journey of a thousand miles starts with a single step, so click the link and we'll begin...

STUDIO BUILDING: SOUNDPROOFING

The subject of soundproofing is so problematical that it will probably make you wish you had taken up a nice quiet career like photography! The biggest problem is that one person's music is another person's noise. Any music that leaks out of your studio into your neighbour's house or apartment is going to be regarded, to a significant extent, as an annoyance. Particularly so because recording involves going over the same piece of music again and again. You will need either to come to an arrangement with your neighbours about how much noise you will make and at what times you will make it, or apply soundproofing treatment to your recording room. The alternatives could be a lawsuit and possible confiscation of your equipment!

The first thing to note about soundproofing is that it is impossible! There is no such thing as a completely soundproof room. It is a matter of degree. You might reduce the amount of sound leakage by 20 decibels, or if you can afford it by perhaps as much as 45dB or more. The more sound insulation you require, the more it is going to cost and it can get expensive. Good soundproofing requires three things: mass, decoupling and attention to detail. Upholstery foam and mineral wool are great for acoustic treatment but they are virtually useless for soundproofing because they are not very massive and they are full of holes. Sound isn't frightened of anything but sheer mass and the holes are an open invitation for sound to travel straight through. To provide effective sound insulation, you need heavy walls, floor and ceiling - the heavier the better. And rather than have one extremely thick wall, build two walls of half the mass with an air gap in between. This 'decoupling' means that a sound wave has to pass through four surfaces rather than two, and a small but significant advantage can be achieved. 'Attention to detail' means that sound will find the smallest gap to get through. No matter how massive your walls, if there is a defect anywhere the degree of sound insulation will be very much reduced.

If you have a choice about where you situate your studio, think about what annoyance value any sound leakage will have. If the room next door happens to be a child's bedroom, you might find yourself having to shut down operations at an early hour, or monitor on headphones. If you are thinking of moving apartment or house, look for a property where the potential studio room is as far away from your neighbours as possible. In a semi-detached house for example, the recording room should be at the end of the building, not against the dividing wall between the two houses.

Once you have found the ideal room, or rooms if you are very fortunate or well off, then it's time to start careful planning. The first question you will ask is, "How much money should I spend on soundproofing?". You might probably prefer the reply, "Not very much", but that wouldn't be true. Good soundproofing is very expensive and it could easily outstrip your entire equipment budget at a home or project studio level. We are going to have to compromise. Near-perfect soundproofing isn't possible unless you have a massive budget to create an equally massive structure. Let's start by looking at the problem areas and see what we can do to improve each in turn.

Floor

Maybe your studio is going to be situated in a downstairs room with a solid floor extending all the way down to mother earth. You lucky person! You would only need to do something to your floor if you were troubled by a nearby railway line or major road. In either of these cases, low frequency vibrations would be very well coupled to the air inside your studio, and from there to the microphones and eventually your ears. Dealing with a problem of this scale is a major undertaking for which you need to call in the professionals, and your financial advisor. Most of us however will have floorboards whether the studio is upstairs or downstairs. In a downstairs room, the void under the floor may act as a sound transmission path to other parts of the house, but probably not so much to the neighbours'. You may choose to accept this, or you may wish to follow the example of those of us with upstairs studios who are almost bound to have to insulate the floor to some degree. Floorboards on joists have very little sound insulating capability. The inevitable small gaps between the tongue and groove boards offer an open sound transmission path which we need to block. Since the existing joists are only rated for standard domestic loading, the only complete solution would be to upgrade the structure of the building in a similar manner to a professional loft conversion and add steel supports to bear the weight of a thick concrete floor. Since we are going to have to compromise, then we have to accept that the existing joists will only take a small amount of extra mass and the soundproofing will not be total. One example of a partial solution to this problem was a home studio owner who used the carpet left by the previous owner of the house, together with some salvaged carpet underlay, to provide the resilient layer of a basic floating floor. There wasn't any need to put the underlay actually under the carpet since no-one was going to see either ever again. On top of the underlay were laid squares of 18mm chipboard, two layers thick, with the joins staggered so that there was no gap for sound to penetrate. Any acoustic designer will tell you that when you go to the trouble of decoupling structures in this way, using a resilient layer, then the worst thing you can do is to 'bridge' the structures. This would have happened if the chipboard was screwed down to the floorboards, so only the two layers were screwed together. Bridging would also have occured if the chipboard butted directly up against the walls, so a gap of about 10mm was left. All the gaps, between the chipboard squares and between the chipboard and the walls were filled with mastic. Mastic can be a rubbery or bituminous compound easily obtained from do-it-yourself merchants which is used to fill in small gaps, or in some cases it can act as a resilient support in its own right. The rubbery mastic that you can apply with a mastic gun is good for most purposes, the bituminous type is best kept for more heavy-duty building projects. On top of the chipboard was placed some more carpet underlay, and finally a carpet. Laying your own carpet isn't so easy so it might be an idea to call in a professional at this point.

The final result in this example was exactly as expected. The degree of insulation through the floor had gone up from practically zero to a level which the rest of the household could benefit from at all reasonable hours.

Walls

Upgrading the floor in the way described brings it up to the standard of an interior wall, just about. You might think that this isn't too wonderful, but bear in mind that most of the leakage in an ordinary house or apartment comes through gaps around the doors, and directly through the paper thin doors fitted in most modern properties. For the average home project studio, you would probably only need to upgrade the wall separating your studio from the neighbours, unless the rest of your family really hate your music! Once again, mass and decoupling are what we need, together with perfect attention to detail. Most professional studios use plasterboard supported by a wooden frame in a style similar to the BBC's famous 'Camden' partition. A double plasterboard partition would divide two areas quite nicely, but you will probably only wish to construct one layer to add to an existing wall. To build a plasterboard partition yourself isn't as difficult as it looks, or you can always find a jobbing handy person from the classified pages of the local paper. Just make sure you stick around to give the appropriate supervision.

The wooden frame is built from timber approximately 50mm square. The uprights are called studs, and the horizontal pieces noggins (in England). Since the structure should be decoupled from the rest of the building it is wedged in between resilient layers, probably of hair felt carpet. And try and resist the temptation of rigidly fastening the new structure as much as possible. Each additional nail or screw provides a sound transmission path that will reduce the effectiveness of your new partition. The studs should be 600mm apart and the noggins around 1.2m in a staggered pattern. The two layers of plasterboard should also be staggered so that the gaps are not aligned. It is normal practice to tape joins between sheets of plasterboard and lay a thin skim coat of plaster over the entire exposed surface. It is good acoustic practice too to do this. You should fill the space in between the plasterboard with mineral wool to absorb as much as possible any sound passing through. Once again, any small gaps around the edges should be sealed with mastic to prevent sound leaks.

Ceiling

If your studio is at the top of the building then it probably isn't worth doing much to the ceiling. Although the loft space or void above is a potential path for sound, by the time it gets through to the neighbour's property it has to go through two ceilings and the party wall and will be reasonably well attenuated. Laying one thickness of chipboard on top of the joists in the loft is about as far as it is necessary to go, bearing in mind that they can't take the same loading as the joists supporting habitable rooms. If your studio is downstairs, then you have a problem. You could insulate the floor of the room above, but in an apartment it might not be part of your property! You will have to add insulation to your ceiling from below, and it will probably be tough going. Choices range from suspended plaster tiles, which are quite good for sound absorption, but will only give around 10dB insulation at higher frequencies if you are lucky, through to additional layers of plasterboard, keeping in mind the load bearing capacity of the joists. If you want to be ambitious and you have the height available, then you could fit metal joist hangers to the walls and create a separate structure akin to a Camden partition. You will definitely need an assistant and plenty of DIY/home improvement skill for this.

Doors

Domestic doors are so light that they hardly act as a barrier to sound at all. And what sound doesn't go straight through will easily seep around the edges. The easiest solution is to buy a fire door which will be solid and have much better intrinsic insulation, and fit it into a frame which seals all the way round. You could make a door out of two layers of 18mm chipboard with hardwood inserts to support the hinges. Extra battens around the inside of the door frame where the door closes, and also at the bottom, will help give a good seal all the way round. The actual sealing element can be neoprene rubber strip and the result should be reasonably good. Apart from going to the professionals, the next step would be to build a small lobby outside the studio so that a second door could be fitted, and on balance this is probably a better recommendation to the do-it-yourselfer in preference to trying to build and hang a really heavy door. Remember that a heavy door needs a heavy frame, and a heavy frame needs to be very well fixed to the wall. If you fit the door frame yourself, don't forget to seal around the edges with mastic or this will be another potential sound leakage path.

Windows

Where studio doors are a bit of a problem, windows are a lot easier than you might imagine. The easiest route would be to have conventional double glazing fitted which will provide a little extra sound insulation. For almost complete protection against noisy neighbours (and the reverse), purpose-made secondary double or even triple glazing is appropriate. The first thing you will need to do is get used to the idea that you are never going to open your window again. Let's face it, there's no worse window from a sound insulation point of view than an open window! After this, the next step is to measure up the opening very carefully and order some glass. Professional studios use very thick glass which is correspondingly expensive. We are going to use 6mm glass which is thicker than ordinary domestic window glass but not too costly. The essential points to bear in mind are these:

  • Don't underestimate how dangerous glass is. Even when it is stored leaning against a wall you could brush against it as you walk by and gash your arm. Even one square metre of 6mm glass will be very difficult to handle alone, so have an assistant, and both of you must wear protective gloves and goggles.
  • The glass should be set in mastic so that it is decoupled from the frame.
  • Clean the glass meticulously in a good light before you install it. Any dirt or fingerprints you leave behind on the outside will remain there for you and your associates to see for the life of your studio. Put a bit of disinfectant in the water too or you might soon find small circles of fungus growing between the panes.
  • Paint or varnish the outside of the secondary glazing frame too. You may think that it won't show, but on a sunny day you will see its reflection in the outer window.
  • Line the reveals of the window with carpet, fixed with strong glue, to absorb sound that gets through the panes.
  • Once again, treat glass with the utmost respect.

Ventilation

Once you have completely soundproofed your studio, you have completely air proofed it as well! It's easy to forget how much we depend on ventilation through the small gaps between walls and windows and doors. Without ventilation, your studio will quickly become the stuffiest place on earth and two people working in the same room together with heat generating equipment will force the temperature up to unbearable levels even in the depths of winter. Air conditioning would be nice, but at the very least you need ventilation to bring fresh air into the room and expel stale air out of it. A free standing fan within the room will recirculate the stale air and give you a bit of a breeze but no overall benefit.

One idea for the upstairs room of a house is to cut a hole in the ceiling and fit an extractor fan in the loft above. Cut another hole close to the outside wall so that air can be drawn in from the eaves of the house. Unfortunately, fans are generally quite noisy, so you must take steps to reduce the noise as much as possible without restricting the air flow. The fan is mounted in a box which stands on top of a resilient layer, actually some packing material that came with a piece of equipment. Decoupling the fan from the structure of the building makes a big difference to the amount of mechanical noise that gets through. To reduce the noise coming down the duct (which since the fan is an extractor, has to travel against the air flow), line the box with mineral wool (sold as Rockwool in the UK). Putting some Rockwool in the duct will reduce the noise very effectively but it also reduces the air flow. Recommendations for ventilation are as follows:

  • Use as powerful a fan as you can find. Also, a bigger, slower running fan will be less noisy than a smaller, faster running one.
  • Use as large a diameter duct as you can find. The lower the velocity of the air, the less noise will be produced by turbulence.
  • You can make a duct from chipboard or MDF (Medium Density Fibreboard). If you line it with mineral wool, even more noise will be absorbed. Make sure that all the joins are well sealed or the fan will suck air through any gaps and not from your studio.
  • Don't blow air through or past Rockwool into your studio, unless you want to clog up your equipment and lungs with mineral wool fibres.
  • Place the exhaust vent as far as possible from the fresh air intake.
  • Bear in mind that noise will escape from your studio through the vents so place them where the noise will do the least harm.

These solutions will transform a significant noise problem into something manageable but it won't eliminate sound leakage entirely, particularly if you want to record heavy rock bands in your studio! Bear in mind that there is no point in having fantastically good insulation in the walls when the floor and ceiling are not up to scratch. If you want to achieve higher levels of sound insulation, the only sensible solution is to call in a professional acoustic designer. Do-it-yourself is fine up to a point, but if you want to go beyond what is suggested here then you need professional help otherwise you may spend a lot of money and not achieve the degree of insulation you need.